TALK ABOUT GEOGRAPHY

Hi bestie! Apa kabar? 🙋
Ketemu lagi sama aku nih di Segmen NGGOSIPI! Eitss jangan salah yaa, ini segmen "Ngobrolin Soal Geografi" Edisi Geografi Negara Pada Region Dunia. Bukan nggosipin nggibahin artis-artis itu, bukan. Kenalan dulu yuuk! 
Nama aku Savira Julia Fatikasari. Aku kembali lagi dengan pengetahuan seputar Geografi Regional Dunia, yang berfokus ke wilayah Afrika Sub-Sahara. 
Yap! Sebelumnya pasti sudah pernah dengar kan Afrika Sub-Sahara? Nah kali ini aku bahas salah satu wilayah yang ada di Afrika Sub-Sahara, yaitu Somalia. Tanpa berlama-lama lagi, yuk kita bahas!


SOMALIA

Lambang Negara Somalia

LETAK DAN LUAS ADMINISTRATIF

    Somalia atau Republik Federal Somalia, merupakan negara yang terletak di wilayah tanduk Afrika (Horn of Africa), Afrika bagian Sub-Sahara, lebih tepatnya di semenanjung paling timur benua Afrika. Luas Somalia seluas 637.657 km2. Somalia terletak dari 12° LU hingga 39° LS dan dari 41° BT hingga ke 51° BT. Wilayah Somalia yang berada di garis khatulistiwa menjadikan iklim gurun yang hangat di utara, iklim semi-kering di bagian selatan, serta bagian timur laut dan tengah yang cenderung gersang. Secara geografis Somalia berbatasan dengan Laut Aden, Yaman, dan Ethiopia di sebelah utara; berbatasan dengan Ethiopia di sebelah barat; berbatasan dengan Djibouti di barat laut; dan di sebelah timur berbatasan dengan Samudera Hindia.       

Peta Somalia

    Panjang garis pantai Somalia sekitar 2.720 km, menjadikan Somalia memiliki garis pantai terpanjang di benua Afrika (Eklow dan Krampe, 2019) yang membentang di sepanjang Teluk Aden dan Samudera Hindia. Terdapat tiga sungai utama di Somalia diantaranya Sungai Nagal di bagian utara, Sungai Shabelle di tengah, dan Sungai Juba di bagian selatan. Wilayah Somalia secara umum keadaan tanahnya tandus, kecuali di lembah-lembah sungai yang airnya tidak kering sepanjang tahun seperti Sungai Shabelle dan Sungai Juba. Wilayah yang dilalui oleh kedua sungai tersebut setiap tahunnya tumbuh subur karena sungai ini selalu dialiri air di setiap tahunnya.

KONDISI IKLIM

Klasifikasi Iklim di Benua Afrika menurut Koppen (Nzabarinda, et al., 2021)

   Iklim Somalia menurut klasifikasi Koppen terbagi kedalam dua kategori, yaitu iklim semi kering-panas (BSh) dan iklim gurun panas (BWh). Pola curah hujan di Somalia cenderung sedikit, tidak teratur dan tidak merata (Eklow dan Krampe, 2019). Curah hujan rata-rata sekitar 250 mm di seluruh negeri. Pada wilayah timur laut memiliki curah hujan tahunan antara 50 hingga 150 mm/tahun, sedangkan di wilayah tengah dengan topografi dataran tinggi curah hujannya berkisar 200 hingga 300 mm, di bagian selatan curah hujannya sekitar 400-700 mm, dan pada bagian barat laut dan barat daya curah hujannya lebih tinggi, rata-rata 510 hingga 610 mm per tahun.
  Meskipun bagian pesisir Somalia lembab dan panas sepanjang tahun, tetapi bagian pedalaman di negara ini cenderung kering dan panas. Somalia memiliki empat musim yang berbeda dan dua periode musim hujan yang ditentukan oleh pergeseran pola angin:  
1. Jilaal, musim kemarau terkering dari bulan Desember hingga Maret.
2. Gu, musim hujan utama yang berlangsung dari bulan April hingga Juni. Musim Gu ditandai dengan angin muson barat daya, yang dapat mempengaruhi dataran tinggi tengah karena dapat mengubah padang pasir menjadi vegetasi yang subur dengan cepat. 
3. Xagaa, musim kemarau kedua, berlangsung dari bulan Juli hingga September. 
4. Deyr, musim hujan terpendek, berlangsung dari bulan Oktober hingga Desember. Periode tangambili (Oktober-November dan Maret-Mei) di antara kedua musim hujan tersebut bersifat panas dan lembab.
      Faktor yang mempengaruhi iklim di Somalia diantaranya El Nino Southern Oscilliation (ENSO), serta bergantung pada variabilitas iklim dari zona konvergensi antar-tropis (ITCZ) dan juga suhu permukaan laut yang berubah-ubah di Samudera Hindia (Anyah dan Semazzi, 2006).
   

ISU PEMBANGUNAN DAN KERJASAMA GLOBAL 

Bilateral
      1. Somalia – Turki
Turki memberikan bantuan luar negeri yang bersifat low politic dalam bidang Humanitarian Aid, pembangunan infrastruktur, dan pendidikan. Humanitarian aid berguna untuk membantu suatu negara yang mengalami bencana alam maupun bencana manusia. Lalu Turki juga membantu Somalia membangun kembali infrastruktur yang rusak. Dalam bidang pendidikan Turki memberikan bantuan beasiswa kepada siswa Somalia yang ingin belajar di universitas-universitas Turki (Maghfirah dan Saeri, 2019). 
2. Somalia - Qatar
Kerjasama Somalia – Qatar difokuskan dalam bidang infrastruktur seperti pelabuhan, jalan, bandara, dan proyek-proyek pembangunan lainnya
3. Somalia - Uni Emirat Arab
Somalia juga menjalin kerjasama dengan Uni Emirat Arab dalam berbagai bidang, termasuk pembangunan infrastruktur, investasi, dan bantuan kemanusiaan. Uni Emirat Arab telah memberikan bantuan finansial dan teknis untuk membangun pelabuhan, jalan, sekolah, dan rumah sakit di Somalia. Selain itu, Uni Emirat Arab juga telah memberikan bantuan kemanusiaan untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Somalia.
4. Somalia - Kenya 
Secara historis Somalia dan Kenya memiliki ketegangan karena sekelompok etnis Somalia tinggal di tanah perbatasan kedua negara tersebut namun hubungan mereka erat. Somalia dan Kenya menjalin kerjasama dalam bidang keamanan dan pertahanan, khususnya dalam memerangi kelompok teroris Al-Shabaab. Kedua negara tersebut bekerja sama dalam hal intelijen, patroli perbatasan, dan operasi militer untuk meningkatkan keamanan di wilayah perbatasan mereka (Marini, 2021).
5. Somalia - Ethiopia
Somalia dan Ethiopia awalnya memiliki hubungan yang kompleks, tetapi keduanya menjalin kerjasama dalam berbagai bidang. Kedua negara tersebut bekerja sama dalam memerangi kelompok teroris Al-Shabaab dan berbagi intelijen untuk meningkatkan keamanan di wilayah perbatasan. Selain itu kerja sama antara Somalia dan Ethiopia juga dalam bidang ekonomi seperti investasi dan perdagangan.
6. Somalia – Amerika Serikat
Hubungan kerjasama bilateral antara Amerika Serikat dan Somalia yaitu pada bidang ekonomi. Ekspor Amerika Serikat ke Somalia termasuk kacang-kacangan, biji-bijian, barang-barang yang berhubungan dengan kue, produk sumbangan, dan mesin. Sedangkan impor Amerika Serikat dari Somalia termasuk batu mulia dan pengapalan bernilai rendah.

Multilateral
1. Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations)
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) didirikan di San Francisco, Amerika Serikat pada 24 Oktober 1945 setelah berakhirnya Perang Dunia II. Peran PBB mencakup beberapa hal diantaranya menjaga perdamaian, mencegah konflik, memberi bantuan kemanusiaan, menangani pembangunan berkelanjutan, lingkungan dan perlindungan pengungsi, bantuan bencana, terorisme, perlucutan senjata dan non-proliferasi, mempromosikan demokrasi, hak asasi manusia, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, pemerintahan, ekonomi dan pembangunan sosial, serta berbagai hal lainnya, dalam mencapai tujuan dunia yang lebih aman. Secara resmi, pada 20 September 1960 Somalia menjadi anggota PBB. Somalia adalah salah satu dari 193 negara anggota PBB dan terlibat dalam berbagai forum dan program PBB. 
2. Organisasi Kerjasama Islam (Organisation of Islamic Cooperation)
Pembentukan OKI semula didorong oleh keprihatinan negara-negara Islam atas berbagai masalah yang diahadapi umat Islam, khususnya setelah terjadinya pembakaran sebagian Masjid Suci Al-Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969. Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dibentuk setelah para pemimpin sejumlah negara Islam mengadakan Konferensi di Rabat, Maroko, pada tanggal 22 - 25 September 1969. OKI adalah organisasi internasional yang diikuti oleh 57 negara anggota yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Somalia termasuk kedalam anggota OKI Sejak tahun 1974. OKI bertujuan untuk meningkatkan solidaritas negara-negara sesama anggota Islam, mendukung perdamaian dan keamanan internasional, serta melindungi tempat-tempat suci Islam dan membantu perjuangan rakyat Palestina.

Organisasi Kerjasama Islam

3. Gerakan Non-Blok (Non-Aligned Movement):
Gerakan Non-Blok bertujuan mengupayakan hak untuk menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas negara anggota. Selain itu Gerakan Non-Blok juga menentang apartheid, dan tidak memihak pakta militer manapun. Somalia adalah anggota Gerakan Non-Blok sejak tahun 1992. Gerakan Non-Blok terdiri dari negara-negara yang tidak terikat dengan blok kekuatan besar dalam hubungan internasional.

Gerakan Non-Blok

Regional
     1. Uni Afrika (African Union)
    Somalia merupakan anggota Uni Afrika sejak 1963. Uni Afrika awalnya bernama Organisasi Persatuan Afrika (The Organization of African Unity) yang semula didirikan pada 25 Mei 1963, di Addis Ababa, Ethiopia. Namun pada tanggal 26 Mei 2001, Organisasi Persatuan Afrika diubah Namanya menjadi Uni Afrika. Uni Afrika bertujuan untuk meningkatkan kerjasama politik, ekonomi, dan sosial antara negara-negara Afrika. 

Uni Afrika

     2. Liga arab (Arab League)
   Liga Arab adalah organisasi regional yang terdiri dari 22 negara anggota dimana mayoritas penduduknya berbahasa Arab. Liga Arab berdiri pada 22 Maret 1945 dengan tujuan untuk memperkuat hubungan kerjasama politik, budaya, ekonomi, dan sosial para anggotanya dan untuk menengahi perselisihan di antara mereka atau antara mereka dan pihak ketiga. Somalia merupakan anggota Liga Arab sejak tahun 1974.

Liga Arab

    3. Pasar Bersama untuk Afrika Timur dan Selatan (COMESA)
  COMESA (The Common Market for Eastern and Southern Africa) didirikan ketika sebuah perjanjian ditandatangani pada tanggal 5 November 1993 di Kampala, Uganda, kemudian diratifikasi pada tanggal 8 Desember 1994 di Lilongwe, Malawi. Awalnya berdirinya COMESA menggantikan Preferential Trade Area (PTA) yang semula berdiri pada tahun 1981. COMESA didirikan sebagai “organisasi negara-negara berdaulat merdeka yang bebas yang telah sepakat untuk bekerja sama dalam mengembangkan sumber daya alam dan manusia mereka untuk kebaikan semua rakyatnya”. 

COMESA


PEMERINTAHAN DAN POLITIK

    Pemerintahan Somalia adalah republik federal dengan pemerintah pusat dan lembaga federal yang lebih kecil. Pemerintahan Somalia dijabarkan sebagai berikut:
1. Presiden 
    di Somalia, Presiden adalah kepala negara, dengan masa jabatan selama empat tahun. Sedangkan kepala pemerintahannya adalah perdana menteri. Presiden Somalia dipilih secara tidak langsung oleh Parlemen Federal Somalia. Presiden bertanggung jawab untuk menetapkan kebijakan nasional dan memiliki wewenang administratif dalam pemerintahan federal.
2. Parlemen (Federal Parliament of Somalia)
    Parlemen Federal Somalia adalah badan legislatif yang terdiri dari Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat. Dewan Perwakilan Rakyat memiliki 275 anggota yang dipilih melalui pemilihan secara umum, sedangkan Senat memiliki 54 anggota yang dipilih oleh unit-unit federal yang lebih kecil. Parlemen bertanggung jawab untuk menyusun undang-undang dan mengawasi penyelenggaraan pemerintahan.
3. Pemerintahan Federal
    Pemerintah Federal Somalia adalah badan eksekutif yang dipimpin oleh Presiden. Pemerintah Federal terdiri dari menteri dan wakil menteri yang ditunjuk oleh presiden yang bertanggung jawab atas beberapa kementerian seperti pertahanan, keuangan, pendidikan, kesehatan, dan lainnya. Pemerintah federal bertanggung jawab untuk mengelola pemerintah pusat dan kebijakan nasional.
4. Negara anggota Federal
   Negara anggota federal adalah pemerintah negara bagian lokal, dimana pemerintahnya mengatur jalan pemerintahannya sendiri yang terdiri atas parlemen dan pemerintah daerah yang bertanggung jawab atas isu-isu regional seperti keamanan, pendidikan, pembangunan, dan administrasi. Somalia terbagi menjadi lima entitas federal, diantaranya Puntland, Jubaland, Galmudug, Hirshabelle, dan SouthWest State. Setiap pemerintah federal berkolaborasi dengan pemerintah pusat.
  Selain struktur pemerintahan nasional dan federal, Somalia memiliki sistem hukum dan lembaga peradilan yang bertujuan untuk menegakkan keadilan dan mengimplementasikan hukum negara. Pemerintah Somalia terus berusaha meningkatkan stabilitas, memperkuat institusi, meningkatkan layanan publik, dan membangun kembali negara ini pasca-konflik. Namun, isu-isu kompleks seperti konflik bersenjata dan ketidakstabilan politik terus menghambat pembangunan dan upaya rekonsiliasi nasional Somalia.
   

KOMPOSISI DAN DINAMIKA PENDUDUK

Populasi Penduduk Somalia pada tahun 2022,
tahun 2035, dan tahun 2050 (Sumber: PRB, 2022)


1. Populasi Penduduk    
    Berdasarkan data dari Population Reference Bureau, (2022) Populasi penduduk Somalia sebesar 17,6 juta jiwa pada tahun 2022. Pada tahun 2035 populasi penduduknya diproyeksikan sebesar 25,6 juta jiwa, dan di tahun 2050 populasi penduduknya mencapai 35,6 juta jiwa. Dapat diketahui bahwa peningkatan populasi penduduk Somalia dikarenakan ada beberapa faktor yaitu 1) mayoritas penduduk Somalia yang menganut agama islam memegang keyakinan bahwa memiliki banyak anak merupakan anugerah dan dianggap sebagai cara untuk memperluas dan mempererat hubungan sosial; 2) anggapan bahwa memiliki banyak anak dapat menjadi jaminan untuk masa depan ekonomi keluarga karena anak-anak dapat membantu mengerjakan pekerjaan rumah tangga dalam mengumpulkan sumber daya untuk bertahan hidup; 3) kurangnya pengetahuan mengenai pendidikan seksual dan kurangnya kesadaran mengenai perencanaan keluarga. Banyak masyarakat yang masih awam tentang bagaimana perencanaan keluarga yang baik agar tingkat natalitas dan pertumbuhan penduduk dapat terkendali. 

Perencanaan Keluarga di Somalia (Sumber: PRB, 2022)

    Dengan populasi 17,6 juta jiwa dengan wanita yang memiliki kesehatan reproduksi yang buruk dimana 7% wanita menggunakan alat kontrasepsi serta hanya 1% yang menggunakan metode modern. Budaya di Somalia juga mendorong agar wanita dapat memiliki banyak anak, bahkan untuk mendapatkan akses kesehatan reproduksi yang baik membutuhkan izin dari suaminya. Banyak dari masyarakat menganggap metode kontrasepsi modern merupakan sebuah metode non-muslim sehingga mereka tidak berani menggunakannya.
2. Suku dan Etnis
   Mayoritas penduduk Somalia adalah suku Somali, keturunan orang Kush Timur yang terdiri dari beberapa sub-suku seperti Darod, Hawiye, Isaaq, Rahanweyn, dan Dir. Suku Somali secara keseluruhan merupakan kelompok etnis terbesar di Somalia. Selain itu, ada juga kelompok etnis minoritas seperti suku Bantu, Benadir, Arab, dan Eropa. Mayoritas penduduk Somalia hidup berkelompok atau klan yang bergabung pada tingkat yang lebih tinggi untuk membentuk keluarga klan baru. 

Komposisi Etnis di Somalia

3. Agama
   Mayoritas 99% penduduk Somalia menganut agama Islam. Sebagian besar penganut Islam di Somalia mengikuti mazhab Sunni. Sufisme juga memiliki pengaruh yang signifikan dalam praktek keagamaan di beberapa daerah. Hanya 1% penduduk Somalia yang menganut agama lain yaitu Kristen.
Affiliasi Keagamaan di Somalia

Dinamika Kependudukan

    Dinamika kependudukan di Somalia dipengaruhi oleh berbagai faktor demografis, sosial, dan ekonomi. Berikut adalah beberapa dinamika yang dapat diidentifikasi:

Angka Kelahiran dan Kematian di Somalia (Sumber: PRB, 2022)

1. Pertumbuhan Penduduk 
  Dalam beberapa dekade terakhir Somalia telah mengalami pertumbuhan penduduk yang signifikan. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ini antara lain tingkat kelahiran yang tinggi dan tingkat kematian yang menurun. Jika dikaitkan dengan tren kenaikan populasi penduduknya, hal ini dikarenakan populasi penduduk usia tua (>65 tahun) lebih sedikit dibandingkan dengan populasi penduduk usia muda (<15 tahun). Namun, terdapat faktor lain seperti perang, konflik, dan perpindahan penduduk juga mempengaruhi dinamika pertumbuhan penduduk di berbagai wilayah Somalia.

Populasi Penduduk Usia Muda dan Tua di Somalia (Sumber: PRB, 2022)

2. Urbanisasi
  Proses urbanisasi telah terjadi di Somalia, dengan pertumbuhan perkotaan yang signifikan. Tingkat migrasi yang tinggi ke kota-kota, terutama oleh laki-laki muda, menyebabkan tidak proporsionalnya persentase penduduk tua yang tersebar di sebagian besar daerah pedesaan dan tingginya angka pengangguran di kota-kota. Kepadatan penduduk cenderung lebih tinggi di kota-kota besar seperti Mogadishu, Hargeisa, dan Bosaso. Urbanisasi dapat dipicu oleh faktor ekonomi, keamanan, dan akses ke layanan dasar. 

Perbandingan Masyarakat di Pedesaan dan Perkotaan

 

3. Migrasi
   Pergerakan penduduk di Somalia dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti perang, konflik etnis, kekeringan, dan pencarian kesempatan ekonomi. Migrasi internal sering terjadi, dengan orang-orang berpindah antara wilayah perkotaan dan pedesaan, kebanyakan dari mereka mengungsi ke Mogadishu karena dianggap sebagai tempat yang paling banyak menerima bantuan internasional, namun kondisi mereka tetap memprihatinkan karena ketersediaan air bersih yang minim dan tidak dapat bekerja untuk memenuhi kebutuhan serta antara entitas federal. Selain migrasi internal, ada juga migrasi lintas negara, baik secara legal maupun ilegal.
4. Pengungsi 
  Somalia mengalami situasi pengungsi yang kompleks. Banyak penduduk Somalia yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat konflik sipil dan krisis kekeringan. Pengungsian cenderung berskala besar, berlarut-larut dan terkonsentrasi di permukiman informal di sekitar daerah perkotaan dan pinggiran kota. Pengungsi adalah kelompok demografis yang paling miskin di pusat-pusat perkotaan. Orang-orang yang terdampak konflik seringkali menjadi pengungsi internal dan memerlukan bantuan kemanusiaan. 
5. Struktur Usia
   Somalia memiliki struktur usia muda, dengan sebagian besar penduduk berada dalam kelompok usia muda. Populasi Somalia meningkat setiap tahun sekitar 3 persen pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21. Walaupun mayoritas penduduknya termasuk usia muda, tetapi negara ini memiliki salah satu angka kematian bayi tertinggi di dunia. Penduduk Somalia memiliki harapan hidup rata-rata sekitar 50 tahun, jauh lebih rendah daripada negara tetangganya. Somalia memiliki populasi yang relatif muda, lebih dari dua perlimanya berusia di bawah 15 tahun. Hal ini menimbulkan tantangan dalam hal pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja, serta menekankan pentingnya investasi dalam pemenuhan kebutuhan generasi muda. 

Penguraian Usia Penduduk di Somalia

    Dinamika kependudukan Somalia terus berubah seiring dengan perkembangan sosial, ekonomi, dan politik di negar tersebut. Perubahan ini mempengaruhi distribusi penduduk, pola migrasi, dan kebutuhan pembangunan di berbagai wilayah.


ISU - ISU KONTEMPORER
    Beberapa isu kontemporer yang dihadapi oleh Somalia meliputi:
1. Konflik dan Keamanan
   Konflik bersenjata dan masalah keamanan masih terjadi di Somalia. Kelompok teroris Al-Shabaab masih menimbulkan ketidakamanan dan melakukan penyerangan yang mengancam stabilitas dan keamanan negara sehingga banyak para migran Somalia yang mencari perlindungan bahkan harus mempertaruhkan nyawa mereka. Keamanan nasional diperkuat dengan upaya memerangi kelompok tersebut secara terus menerus.

Kelompok Teroris Al-Shabaab

2. Kekeringan dan Bencana Alam
   Kondisi alam Somalia yang gersang dan tandus, cuaca ekstrim serta bencana alam seperti banjir serta badai juga rawan mengancam negara ini. Kekeringan mempengaruhi hasil pertanian, peternakan, dan sumber daya air yang menyebabkan kerusakan ladang yang menjadi sumber pendapatan mereka sehari-hari. Bencana kekeringan di Somalia. Kekeringan ini menyebabkan kerugian secara material dan kelaparan. 
3. Bantuan Kemanusiaan dan Pengungsi
    Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), setiap tahunnya sejumlah puluhan ribu migran dan pengungsi asal Somalia meninggalkan negara asalnya karena alasan keamanan dan ekonomi. Negara yang paling banyak dituju oleh migran dan pengungsi dari Somalia yaitu Kenya, disusul Ethiopia dan Yaman. Bantuan kemanusiaan diperlukan bagi pengungsi yang terdampak konflik, kekeringan, dan bencana alam untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti makanan, air bersih, rumah, dan layanan kesehatan.

Grafik Migran dari Somalia

4. Pembangunan Ekonomi dan Infrastruktur
    Somalia masih memiliki hambatan dalam membangun kembali infrastruktur yang rusak akibat konflik, seperti jalan, jembatan, dan fasilitas publik. Menurut Bank Pembangunan Afrika (African Development Bank, 2019), total panjang jalan utama dan utama di Somalia adalah 4.124 km, dimana 2.860 km diaspal dan 1.264 km tidak beraspal atau permukaannya berkerikil. Dari jumlah tersebut, sekitar 90% berada dalam kondisi sangat memprihatinkan. Demikian pula, jalan sekunder, pengumpan, dan pesisir sepanjang 7.310 km sebagian besar berupa kerikil atau tanah, dan cukup rusak. Hal ini berdampak pada waktu tempuh dan biaya operasional transportasi, yang mengakibatkan harga barang dan jasa menjadi lebih tinggi serta berkurangnya pendapatan masyarakat. Kurangnya akses ke sumber daya ekonomi dan kesenjangan sosial-ekonomi juga menjadi hambatan dalam upaya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan (AfDB, 2019).
5. Kurangnya Akses ke Layanan Dasar
   Dalam menyediakan akses yang memadai ke layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, air bersih, dan sanitasi bagi penduduknya Somalia juga masih menghadapi hambatan. Hambatan tersebut karena kurangnya fasilitas kesehatan, pendidikan yang berkualitas, infrastruktur dan sanitasi.  Dilaporkan bahwa akses ke layanan kesehatan masih sangat terbatas, terutama di daerah pedesaan, yang mengakibatkan Somalia menjadi negara dengan kesehatan terburuk di dunia. Wanita berusia 15-49 juga mengalami hambatan dalam mengakses layanan kesehatan selama kehamilan dan persalinan dimana 62% melaporkan hambatan jarak ke fasilitas kesehatan; dan 42% persen melaporkan perlunya mendapatkan izin untuk mengakses layanan kesehatan (ICRC, 2020). 
6. Korupsi dan Tata Kelola
    Korupsi dan kurangnya tata kelola yang efektif menjadi permasalahan serius di Somalia. Karena korupsi menghambat kemajuan, melemahkan pemerintahan, dan merugikan masyarakat. Sangat penting untuk meningkatkan efisiensi pemerintahan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, reformasi tata kelola dan upaya anti-korupsi.
 Pemerintah Somalia, komunitas internasional, organisasi kemanusiaan, dan pemangku kepentingan lainnya harus bekerja sama untuk mengatasi permasalahan isu-isu kontemporer ini. Perubahan positif di Somalia harus didorong upaya untuk menciptakan perdamaian, meningkatkan keamanan, memperkuat infrastruktur, dan meningkatkan akses ke layanan-layanan penting.


DAFTAR PUSTAKA
African Development Bank, Somalia - Road Infrastructure Programme - Appraisal Report, 23 July 2019. Diakses 4 Juni 2023, dari https://www.afdb.org/en/documents/somalia-road-infrastructure-programme-appraisal-report
Aqil, I. (2021). Forced Migration in Somalia: Konflik, Kekeringan dan Bertahan Hidup.
Eklow, K., Krampe, F. (2019). Climate-related Security Risks and Peacebuilding in Somalia. Solna, Sweden. Diakses 3 Juni 2023 pada https://www.diva-portal.org/
International Committee of The Red Cross. (2020). Somalia: Decline in Primary Health Care Visits and Childhood Vaccinations During COVID-19. Diakses 2 Juni 2023 dari Somalia: Health care decline during COVID-19 | ICRC 
International Organization for Migration. Somalia. http://www.iom.int/countries/somalia 
Lewis, L. M., dan Janzen, Jörg H. A. (2023, 26 Mei). Somalia. Dalam Encyclopedia Britannica. Diakses 1 Juni 2023, dari https://www.britannica.com/place/Somalia 
Maghfirah, R., & Saeri, M. (2019). Alasan Turki Melakukan Kerjasama Dengan Somalia Pada Tahun 2017. Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik6(1), 1-15. 
Nzabarinda, V.; Bao, A.; Xu, W.; Uwamahoro, S.; Jiang, L.; Duan, Y.; Nahayo, L.; Yu, T.; Wang, T.; Long, G. (2021). Assessment and Evaluation of the Response of Vegetation Dynamics to Climate Variability in Africa. Sustainability, 13, 1234. https://doi.org/10.3390/su13031234. 
Marini, N. K. P. (2021). Analisis Kasus Sengketa Maritim Antara Kenya dengan Somalia dalam Perspektif Hukum Internasional. Jurnal Ilmu Hukum Sui Generis1(4), 25-31. 
Office for the Coordination Humanitarian Affairs. Humanitarian Needs Overview: Somalia 2021. Diakses tanggal 4 Juni 2023 dari https://reliefweb.int/report/somalia/2021-somalia-humanitarian-needs-overview 
Ogallo, L., Omondi, P., Ouma, G. and Wayumba, G. Climate Change Projections and the Associated Potential Impacts for Somalia. American Journal of Climate Change, 7(2), 153-170. 
Population Reference Bureau (PRB). 2022. World Population Data Sheet “Demographic Impacts of Covid-19”. Diakses tanggal 31 Mei 2023 dari https://www.prb.org/
Pulsipher, L. M., Pulsipher, A., Johansson, O., Goodwin, C., M. (2017). World Regional Geography, Global Patterns, Local Lives: Seventh Edition, New York: MacMillan. 
United States of America Department of State. (2022). U. S Relations with Somalia. Diakses 3 Juni 2023, dari https://www.state.gov/u-s-relations-with-somalia/



thanks for visiting! 💖



    









You Might Also Like

0 comments